Cara Memulai Membuka Usaha Jasa Jahitan (Tailor)- Meski sekarang sudah banyak produksi pakaian jadi, tetapi jasa jahitan tetap dibutuhkan konsumen. Mengapa demikian? Karena ada beberapa risiko pembelian baju jadi yang biasanya diterima oleh pembeli, antara lain:
Pakaian jadi biasanya dibuat dengan ukuran standar (S, M, L, dan XL). Meski model dan bahannya cukup bervariasi dan harganya pun lebih murah dibandingkan memakai jasa penjahit, tetapi tidak semua pakaian jadi pas dikenakan oleh konsumen. Terutama bagi orang-orang memiliki postur tubuh berbeda dengan standar orang pada umumnya, seperti terlalu kecil atau terlalu gemuk. Jasa jahitan akan tetap diburu oleh orang seperti ini.
Ada model dan bahan baju tertentu yang lebih enak kalau dipakai dari hasil jahitan biasa, daripada dalam bentuk pakaian jadi yang diproduksi pabrik. Misalnya pakaian adat, bahan brukat, kain tenun, dan lain-lain.
Contoh lainnya seperti pakaian jas, meski banyak ditemui di pasaran, tetapi kebanyakan ukurannya untuk orang dewasa yang tubuh standar. Cara Memulai Membuka Usaha Jasa Jahitan (Tailor) :
Beberapa tahap yang harus dilalui untuk memulai usaha menjahit, adalah sebagai berikut.
v Mengasah skill di bidang jahit-menjahit. Sekarang banyak dibuka kursus menjahit dari tingkat dasar, menengah, lanjutan, hingga mahir. Bahkan untuk menjadi desainer pun ada sekolah khusus. Bila perlu, lengkapi terus skill dan keterampilan Anda dengan pengetahuan yang berkaitan dengan dunia menjahit, seperti kursus menyulam (sulam pita, sulam benang, payet, dan lain-lain). Dengan demikian, akan banyak variasi dan desain yang bisa Anda hasilkan.
v Menyiapkan alat, seperti mesin jahit, mesin obras (bila dana terbatas, untuk sementara bisa mengobras di tempat lain), gunting, meteran, penggaris, jarum, dan benang.
v Mencari tempat usaha. Berbeda dengan usaha lain yang bisa dipasarkan dengan direct selling, untuk membuka jasa jahitan akan lebih baik bila mangkal di suatu tempat agar konsumen mudah mendatangi tempat tersebut. Memang, untuk mencari orderan bisa dari mulut ke mulut atau lewat teman-teman dekat, tetapi produksi tetap harus mangkal di suatu tempat. Cari tempat usaha yang jauh dari toko yang menjual pakaian jadi. Namun, kalau dekat toko bahan tidak masalah, mungkin malah bisa menarik konsumen dari pembeli bahan di sana.
v Buat papan nama besar atau mencolok di depan toko agar mudah dikenali.
Satu hal yang ditakutkan oleh pengusaha jasa apa pun, termasuk usaha jahitan baju, adalah ditinggalkan pelanggan. Banyak faktor mengapa seorang pengusaha jasa ditinggalkan oleh pelanggannya, bisa faktor dari dalam pengusaha itu sendiri (seperti kurang ramah, tidak tepat waktu, dan sebagainya) atau karena faktor luar (pesaing).
Bagi pengusaha jasa jahitan baju, pesaing terberatnya adalah industri pakaian jadi yang menawarkan harga relatif murah. Hanya dengan Rp 50-100 ribu, konsumen bisa langsung mengenakan baju yang mereka inginkan. Sementara untuk menjahit baju, seorang konsumen harus membeli bahan dan menunggu beberapa waktu di tukang jahit langganan mereka. Biaya pun kadang lebih dari Rp 100 ribu. Apalagi kota Bandung yang terkenal sebagai kota 'Paris van Java', pakaian jadi dari merek terkenal sampai yang tidak ada merek banyak tersedia di pasar maupun outlet pakaian yang keberadaannya semakin menjamur di kota ini.
Untuk mampu bertahan dan bersaing dengan produk pakaian jadi memang bukan hal mudah, namun pengusaha jasa jahitan baju harus terus berinovasi agar tetap menghasilkan keuntungan, berikut cara inovasi yang dapat dilakukan untuk bertahan dalam persaingan.
v Melengkapi papan nama dengan kelebihan Anda. Misal, 'Ahli Jas Pria dan Wanita', 'Ahli Jahit Pakaian Pengantin', 'Ahli Jahit Pakaian Tradisional', dan lain-lain.
Analisis Usaha
Berapa modal awal yang bisa dipakai untuk membuka jasa jahitan? Mari kita sama-sama mencoba menganalisisnya.
Modal Awal:
Mesin jahit Rp. 500.000,00
Mesin obras Rp. 400.000,00
Jumlah Rp. 900.000,00
Peralatan mengalami penyusutan selama 4 tahun dan memiliki nilai residu sebesar Rp 1.000,00 dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus. Biaya penyusutan per tahun = (Rp 900.000,00 - Rp 1.000,00) : 4 = Rp 224.750,00 per tahun atau sama dengan Rp 18.729,00 per bulan.
Perlengkapan:
Gunting khusus jahitan
Rp. 40.000,00
Penggaris khusus jahitan
Rp. 10.000,00
Benang obras
Rp. 25.000,00
Benang jahit
Rp. 20.000,00
Jarum jahit
Rp. 5.000,00
Jumlah
Rp. 100.000,00
Perhitungan Laba/Rugi per Bulan
Pendapatan (15 stel @ Rp 100.000,00)
Rp. 1.500.000,00
Biaya-biaya:
Rp. 100.000,00
Biaya perlengkapan
Rp. 30.000,00
Biaya transportasi
Rp. 100.000,00
Biaya listrik, air, dan telepon
Rp. 18.729,00
Biaya penyusutan peralatan
Rp. 20.000,00
Biaya lain-Lain
Rp. 268.729,00
Jumlah biaya
Rp. 1.231.271,00
Beberapa harga di atas diambil untuk harga produk termurah. Seperti mesin jahit, itu diambil harga yang paling murah (merek Butterfly). Memakai mesin jahit ini risikonya capek, berbeda dengan mesin jahit listrik. Namun, bisa disiasati dengan menambah dinamo, jadi tenaga kaki tidak sepenuhnya dikeluarkan, tetapi dibantu dinamo. Variasi harganya (bergantung merek dan fasilitas), misalnya mesin jahit listrik, bisa mencapai tiga juta rupiah, bahkan ada yang sampai Rp 6-7 juta. Begitu pun dengan mesin obras yang lebih mahal dari mesin jahit.
Bila dana kurang dari itu, mesin obras sementara bisa dihilangkan dari modal awal. Risikonya harus membawa bahan ke tempat obras. Tentu ini sedikit merepotkan dan mungkin menghambat penyelesaian pekerjaan.
Catatan: Analisa harga peralatan, perlengkapan, dan biaya-biaya lain wirausaha ataupun bisnis bisa berubah kapan saja seiring waktu, silahkan sesuaikan dengan analisa harga dan biaya-biaya lain di daerah anda.
Pakaian jadi biasanya dibuat dengan ukuran standar (S, M, L, dan XL). Meski model dan bahannya cukup bervariasi dan harganya pun lebih murah dibandingkan memakai jasa penjahit, tetapi tidak semua pakaian jadi pas dikenakan oleh konsumen. Terutama bagi orang-orang memiliki postur tubuh berbeda dengan standar orang pada umumnya, seperti terlalu kecil atau terlalu gemuk. Jasa jahitan akan tetap diburu oleh orang seperti ini.
Ada model dan bahan baju tertentu yang lebih enak kalau dipakai dari hasil jahitan biasa, daripada dalam bentuk pakaian jadi yang diproduksi pabrik. Misalnya pakaian adat, bahan brukat, kain tenun, dan lain-lain.
Contoh lainnya seperti pakaian jas, meski banyak ditemui di pasaran, tetapi kebanyakan ukurannya untuk orang dewasa yang tubuh standar. Cara Memulai Membuka Usaha Jasa Jahitan (Tailor) :
- Memulai Usaha
Beberapa tahap yang harus dilalui untuk memulai usaha menjahit, adalah sebagai berikut.
v Mengasah skill di bidang jahit-menjahit. Sekarang banyak dibuka kursus menjahit dari tingkat dasar, menengah, lanjutan, hingga mahir. Bahkan untuk menjadi desainer pun ada sekolah khusus. Bila perlu, lengkapi terus skill dan keterampilan Anda dengan pengetahuan yang berkaitan dengan dunia menjahit, seperti kursus menyulam (sulam pita, sulam benang, payet, dan lain-lain). Dengan demikian, akan banyak variasi dan desain yang bisa Anda hasilkan.
v Menyiapkan alat, seperti mesin jahit, mesin obras (bila dana terbatas, untuk sementara bisa mengobras di tempat lain), gunting, meteran, penggaris, jarum, dan benang.
v Mencari tempat usaha. Berbeda dengan usaha lain yang bisa dipasarkan dengan direct selling, untuk membuka jasa jahitan akan lebih baik bila mangkal di suatu tempat agar konsumen mudah mendatangi tempat tersebut. Memang, untuk mencari orderan bisa dari mulut ke mulut atau lewat teman-teman dekat, tetapi produksi tetap harus mangkal di suatu tempat. Cari tempat usaha yang jauh dari toko yang menjual pakaian jadi. Namun, kalau dekat toko bahan tidak masalah, mungkin malah bisa menarik konsumen dari pembeli bahan di sana.
v Buat papan nama besar atau mencolok di depan toko agar mudah dikenali.
- Hambatan Usaha
Satu hal yang ditakutkan oleh pengusaha jasa apa pun, termasuk usaha jahitan baju, adalah ditinggalkan pelanggan. Banyak faktor mengapa seorang pengusaha jasa ditinggalkan oleh pelanggannya, bisa faktor dari dalam pengusaha itu sendiri (seperti kurang ramah, tidak tepat waktu, dan sebagainya) atau karena faktor luar (pesaing).
Bagi pengusaha jasa jahitan baju, pesaing terberatnya adalah industri pakaian jadi yang menawarkan harga relatif murah. Hanya dengan Rp 50-100 ribu, konsumen bisa langsung mengenakan baju yang mereka inginkan. Sementara untuk menjahit baju, seorang konsumen harus membeli bahan dan menunggu beberapa waktu di tukang jahit langganan mereka. Biaya pun kadang lebih dari Rp 100 ribu. Apalagi kota Bandung yang terkenal sebagai kota 'Paris van Java', pakaian jadi dari merek terkenal sampai yang tidak ada merek banyak tersedia di pasar maupun outlet pakaian yang keberadaannya semakin menjamur di kota ini.
- Strategi Usaha
Untuk mampu bertahan dan bersaing dengan produk pakaian jadi memang bukan hal mudah, namun pengusaha jasa jahitan baju harus terus berinovasi agar tetap menghasilkan keuntungan, berikut cara inovasi yang dapat dilakukan untuk bertahan dalam persaingan.
- v Memberikan servis memuaskan.
- v Tepat waktu. Kalau terpaksa telat sedang pelanggan sudah mengeluarkan biaya untuk transportasi, ada baiknya penjahit siap mengganti uang transport tersebut.
- v Memberi kesempatan fitting. Bila ada kekurangan (kebesaran atau kekecilan, ada yang terasa tidak nyaman di bagian tertentu) penjahit harus bersedia memperbaiki.
- v Memberi usulan desain baju. Tidak semua orang yang menjahitkan bajunya 'melek' mode. Kelebihan Anda dalam memberi pilihan model baju bisa menarik pelanggan untuk memakai jasa jahit Anda.
- v Selalu belajar dan menambah kemampuan jahitnya.
v Melengkapi papan nama dengan kelebihan Anda. Misal, 'Ahli Jas Pria dan Wanita', 'Ahli Jahit Pakaian Pengantin', 'Ahli Jahit Pakaian Tradisional', dan lain-lain.
Analisis Usaha
Berapa modal awal yang bisa dipakai untuk membuka jasa jahitan? Mari kita sama-sama mencoba menganalisisnya.
Modal Awal:
Mesin jahit Rp. 500.000,00
Mesin obras Rp. 400.000,00
Jumlah Rp. 900.000,00
Peralatan mengalami penyusutan selama 4 tahun dan memiliki nilai residu sebesar Rp 1.000,00 dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus. Biaya penyusutan per tahun = (Rp 900.000,00 - Rp 1.000,00) : 4 = Rp 224.750,00 per tahun atau sama dengan Rp 18.729,00 per bulan.
Perlengkapan:
Gunting khusus jahitan
Rp. 40.000,00
Penggaris khusus jahitan
Rp. 10.000,00
Benang obras
Rp. 25.000,00
Benang jahit
Rp. 20.000,00
Jarum jahit
Rp. 5.000,00
Jumlah
Rp. 100.000,00
Perhitungan Laba/Rugi per Bulan
Pendapatan (15 stel @ Rp 100.000,00)
Rp. 1.500.000,00
Biaya-biaya:
Rp. 100.000,00
Biaya perlengkapan
Rp. 30.000,00
Biaya transportasi
Rp. 100.000,00
Biaya listrik, air, dan telepon
Rp. 18.729,00
Biaya penyusutan peralatan
Rp. 20.000,00
Biaya lain-Lain
Rp. 268.729,00
Jumlah biaya
Rp. 1.231.271,00
Beberapa harga di atas diambil untuk harga produk termurah. Seperti mesin jahit, itu diambil harga yang paling murah (merek Butterfly). Memakai mesin jahit ini risikonya capek, berbeda dengan mesin jahit listrik. Namun, bisa disiasati dengan menambah dinamo, jadi tenaga kaki tidak sepenuhnya dikeluarkan, tetapi dibantu dinamo. Variasi harganya (bergantung merek dan fasilitas), misalnya mesin jahit listrik, bisa mencapai tiga juta rupiah, bahkan ada yang sampai Rp 6-7 juta. Begitu pun dengan mesin obras yang lebih mahal dari mesin jahit.
Bila dana kurang dari itu, mesin obras sementara bisa dihilangkan dari modal awal. Risikonya harus membawa bahan ke tempat obras. Tentu ini sedikit merepotkan dan mungkin menghambat penyelesaian pekerjaan.
Catatan: Analisa harga peralatan, perlengkapan, dan biaya-biaya lain wirausaha ataupun bisnis bisa berubah kapan saja seiring waktu, silahkan sesuaikan dengan analisa harga dan biaya-biaya lain di daerah anda.
Labels:
Bisnis Sampingan,
Bisnis Tanpa Modal
Thanks for reading Cara Memulai Membuka Usaha Jasa Jahitan (Tailor). Please share...!